
(Sumber gambar: iStock)
Di era modernisasi dan serba digitalisasi, ternyata peran gender khususnya peran perempuan, masih menjadi sorotan hangat di kalangan masyarakat. Salah satu masalah yang muncul adalah rasa ketidakadilan akan kesetaraan gender terutama muncul akibat pelabelan atau stereotip antara perempuan dan laki -laki, khususnya di bidang teknologi dan sains. Stereotip merupakan keyakinan yang dianut seseorang untuk menyamaratakan akan sifat – sifat tertentu yang cenderung mengarah hal negatif terhadap orang lain dan ini terjadi karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman. Dalam stereotip sendiri, hal tersebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, jika hal ini tidak bisa diatasi dengan baik. Maka hal tersebut juga, bisa menjadi hambatan dan tantangan yang kuat bagi perempuan dalam meraih kesuksesan di bidang teknologi dan sains.
Stereotip dan Kesenjangan Gender dalam Teknologi dan Sains
Stereotip gender yang terus berlanjut tercermin dalam data kesenjangan gender. Pada 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia turun dari 0,459 menjadi 0,447, atau berkurang 0,012 poin. Meskipun lebih kecil dibandingkan penurunan IKG pada 2020, tren ini menunjukkan perbaikan yang konsisten sejak 2018.
Selain itu, laporan UNESCO (2023) menyoroti akan ketidaksetaraan gender pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dimana perkembangan tersebut menghambat pendidikan yang menyeluruh dan berkelanjutan. Saat ini, hanya sekitar 28% dari total peneliti di dunia adalah perempuan, dan dalam pendidikan tinggi, perempuan hanya mencakup 35% dari seluruh mahasiswa yang terdaftar di bidang STEM.
Lalu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan meski Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan pada Februari 2024 menyentuh angka 55,41 %, angka ini masih tertinggal jauh dibandingkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki – laki yang mencapai 84,02%. Ketimpangan yang tidak setara ini akan menyoroti masalah mendasar terhadap perempuan yang masih menghadapi hambatan signifikan di pasar tenaga kerja, terutama di bidang teknologi maupun sains.
Stereotip lainnya mencakup akan asumsi tentang perempuan yang kurang berambisi atau serius dalam mengejar karir di bidang teknologi. Kebanyakan orang berkata bahwa perempuan kurang bisa memainkan peran dalam bidang teknologi dan sains, padahal penelitian menunjukkan bahwa perempuan bisa mengambil peran ini dan berbakat dalam bidang tersebut. Namun, sering kali kesenjangan gender ini menilai seseorang dari luar saja, bukan dalamnya. Jika kita melihat secara fokus, pendekatan berbasis kolaborasi, yang membuat essensial di era modern seperti ini. Menurut UNESCO, perempuan dan anak perempuan 25% lebih kecil kemungkinan dibanding laki – laki untuk memahami bagaimana cara memakai teknologi digital untuk tugas dasar, serta empat lebih kecil kemungkinannya untuk mengerti cara memprogram komputer, dan 13 lebih kecil lagi untuk mengusulkan akan patennya teknologi.
Peran digitalisasi dalam mengatasi stereotip kesenjangan gender dan peluang untuk perubahan
Era digitalisasi telah mengubah cara pandang hidup manusia dengan menghadirkan teknologi canggih yang kini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya, pekerjaan dapat dilakukan melalui laptop dengan akses email atau media sosial, dan rapat antar tim bisa dilaksanakan secara luring maupun daring. Selain itu, pendidikan kini bisa diakses dengan mudah oleh siapa saja melalui internet, serta membuka berbagai kesempatan belajar dan menjadi revolusi terbesar di era sekarang.
Media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai platform untuk menyuarakan isu – isu kesetaraan gender yang terjadi dalam kehidupan kita dan membangun komunitas, baik online maupun offline, yang mendukung kesetaraan gender antara perempuan dan laki – laki, terutama di bidang teknologi dan sains. Ini merupakan langkah positif yang relevan di era digitalisasi. Dalam proses digitalisasi, terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan pada dekade tahun 2020 – 2025, yaitu:
- Pendidikan Berbasis Digital dan Pelatihan Teknologi
Pendidikan berbasis digital dan pelatihan teknologi telah membuka akses bagi siapapun dan gender apapun secara rata, tanpa memandang jenis kelamin, baik perempuan maupun laki – laki. Ditambah zaman sekarang pengetahuan dan keterampilan menjadi hal dasar yang harus kita miliki. Dengan pendidikan berbasis digital dan pelatihan teknologi yang mudah diakses, kita bisa mengeksplorasi lebih jauh tentang alat atau wadah untuk berkembang. Contohnya bootcamp digital sudah bisa di daftar oleh semua gender, begitu juga dengan e-learning dan kursus secara online atau offline. Bahkan, perempuan sekarang juga mempunyai kesempatan yang sama dalam mengembangkan kemampuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Hal ini dapat diamati melalui contoh “Kampanye Digital SHEroes”. Kampanye ini dirancang untuk memotivasi lebih banyak wanita untuk mengikuti karir dalam sektor TI. Ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan bagi perempuan untuk terus berjuang dalam pendidikan teknologi. Selain itu, menurut UN Women (2024), UN Women dan Alterra Academy akan berkontribusi dalam meningkatkan jumlah “pahlawan digital” di Indonesia. Inisiatif ini dapat memfasilitasi lebih banyak keterlibatan perempuan dalam dunia digital, khususnya melalui pelatihan berbasis AI untuk pengembangan web.
- Pemberdayaan Komunitas Melalui Social Media
Komunitas di era sekarang semakin banyak ditemukan dengan mudah. Tujuan pembuatan komunitas biasanya digunakan untuk menyuarakan serta membantu seseorang dalam mengatasi masalah. Contohnya kesetaraan gender yang sangat penting dibahas dalam membangun wadah dan mengupayakan ke langkah arah lebih baik. Contoh, komunitas “Tech in Asia dan Girls“ dibangun dalam menciptakan platform kolaboratif untuk membantu para perempuan di bidang teknologi di Asia Tenggara.
Kesimpulan
Dalam peran kesetaraan gender kali ini sangat penting untuk kita bisa menghapus labelling terhadap stereotip perempuan, terutama pada dunia teknologi maupun sains. Era digitalisasi dan modern ini sangat mudah untuk kita membangun karakter ke arah yang positif serta memudahkan dalam menciptakan perubahan ini ke arah lebih maju. Dengan dukungan yang kuat, pendidikan universal, kebijakan yang telah diatur pada perundang – undangan, dan dorongan yang kuat kepada banyak perempuan dalam memajukan dunia teknologi maupun sains, dunia ini akan bergerak lebih baik maju kedepan yang lebih adil.
Penulis: Olivia Reginata (Volunteer WEI Batch 9)
Editor: Cut Raisa Maulida
Referensi:
Badan Pusat Statistik Indonesia. (23 Desember 2024). Indeks Ketimpangan Gender 2023. Diakses pada 24 Februari 2025, dari https://www.bps.go.id/id/publication/2024/12/23/0bacaaa1ae5c68f20b501d51/indeks-ketimpangan-gender-2023.html
Council Science. (n.d.). Achieving gender equality in STEM. https://id.council.science/blog/achieving-gender-equality-stem/
Liliweri, A. (2011). Pengantar Komunikasi Antarmanusia. PT Grasindo. https://www.academia.edu/74045414/FullBook_Pengantar_Komunikasi_Antarmanusia
Muh. Tawil, dkk. (2022). Ektrapolasi Sikap Terhadap Sains dan Keterampilan Proses Sains Dikaitkan dengan Gender, Indonesian Journal of Educational Science, 7(1), https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/ijes/article/view/4004/1852
Nurjanah, E. (2023, 17 November). Ketimpangan Gender: Mengapa Perempuan Masih Tertinggal di Era Modern. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/evinurjanah1346/6763b6c4ed64150f5455d992/ketimpangan-gender-mengapa-perempuan-masih-tertinggal-di-era-modern
Suara.com. (2021, 5 April). Stereotip gender tak lagi jadi kendala dalam sains dan teknologi. https://www.suara.com/pressrelease/2021/04/05/074554/stereotip-gender-tak-lagi-jadi-kendala-dalam-sains-dan-teknologi
Trustnews.id. (2023). Mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja: Tantangan, kemajuan, dan kebijakan bagi pekerja perempuan di Indonesia. https://www.trustnews.id/read/4284/Mewujudkan-Kesetaraan-Gender-di-Dunia-Kerja-Tantangan-Kemajuan-Dan-Kebijakan-Bagi-Pekerja-Perempuan-Di-Indonesia
Valantic. (n.d.). Digital Sheroes. https://www.valantic.com/en/about-us/digital-sheroes/