Dekonstruksi Representasi Gender dalam Eksperimen Survival Film The Wilds

Selama ini, dunia perempuan dikekang oleh sistem patriarki. Perempuan dianggap lemah, emosional, dan tidak mampu bertahan sendiri. Namun, bagaimana jika semua stereotip itu dihancurkan dalam sebuah eksperimen, sembilan remaja perempuan terdampar di pulau terpencil dan dipaksa bertahan hidup tanpa sistem patriarki yang telah berlangsung ribuan tahun?

Serial film The Wilds (2020) menyoroti isu gender dan feminisme melalui eksperimen sosial yang dilakukan oleh ilmuwan Gretchen Klein. Gretchen ingin menciptakan perubahan sosial dengan mengisolasi sekelompok perempuan di pulau terpencil untuk mengamati bagaimana mereka berkembang tanpa pengaruh sistem patriarki. Melalui eksperimen ini, Ia ingin membuktikan bahwa perempuan, jika dipisahkan dari dunia luar, bisa membentuk masyarakat yang damai dan tanpa kekerasan. Berbeda dengan dunia yang didominasi oleh laki-laki, yang menurutnya dipenuhi dengan keegoisan dan kekerasan.

(Sumber: Pinterest)

Cerita bermula dari sembilan remaja perempuan–Fatin, Jeanette, Campbell, Martha, Rachel, Shelby, Nora, Toni, dan Leah–yang mengikuti program Dawn of Eve, sebuah program pemberdayaan perempuan muda. Namun, pesawat mereka mengalami kecelakaan dan membuat mereka terdampar di sebuah pulau terpencil. Dengan alur maju-mundur, serial ini menceritakan sembilan perempuan yang mengalami pengalaman traumatis, mulai dari pelecehan seksual di masa kecil, gaslighting, standarisasi sosial yang membebani, ekspektasi sosial, hingga tekanan perfeksionisme.

Gretchen ingin membandingkan perubahan antara perempuan dan laki-laki melalui eksperimen sosial ini. Oleh karena itu, di season 2, sekelompok remaja laki-laki mengalami eksperimen sosial yang sama seperti sembilan remaja perempuan. Hasilnya, kelompok perempuan mampu bertahan selama 50 hari, sementara kelompok laki-laki hanya bertahan selama 34 hari sebelum akhirnya diselamatkan.

Melalui eksperimen sosial ini, terlihat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Kelompok perempuan mampu bekerja sama dengan baik. Salah satunya, sebelum diselamatkan pada hari ke-50, mereka bersama-sama membawa Martha ke sumber mata air, membantunya menghadapi trauma pelecehan seksual melalui tindakan simbolis membunuh kambing. 

Kelompok perempuan bertahan bukan hanya karena mereka bisa bekerja sama, tapi karena mereka benar-benar saling mendukung. Sementara itu, kelompok laki-laki justru mengalami perpecahan dan kekerasan yang membuat mereka tidak dapat bekerja sama dengan baik. Akibatnya, mereka bertahan di pulau tersebut lebih singkat dibandingkan kelompok perempuan. 

Bertahan Hidup Bagi Perempuan

Eksperimen sosial dalam The Wilds pada akhirnya membuktikan bahwa perempuan bisa bertahan hidup tanpa bergantung pada laki-laki. Selama ini, perempuan sering dianggap lemah dan emosional. Tapi di pulau itu, sembilan remaja perempuan berhasil membuktikan bahwa stereotip itu salah. Mereka bisa beradaptasi dan bekerja sama bahkan lebih baik daripada kelompok laki-laki yang menjalani eksperimen serupa.

The Wilds mengkritisi stereotip gender dan sistem patriarki yang telah mengakar selama ribuan tahun. Salah satu contohnya adalah karakter Shelby, yang sejak kecil terjebak dalam standar kecantikan perempuan. Di awal cerita, Shelby digambarkan sebagai perempuan dengan kecantikan yang sempurna. Namun, Shelby menyembunyikan fakta bahwa ia memiliki gigi palsu, yang harus ia lepas secara diam-diam saat dibersihkan. Setelah diselamatkan, Shelby mengalami perubahan besar. Ia tidak lagi berusaha memenuhi standar kecantikan yang selama ini membatasinya. Dengan penuh kesadaran, ia melepas gigi palsunya di depan orang lain, menandakan bahwa ia akhirnya bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengikuti ekspektasi sosial.

Kesimpulan

“The Wilds bukan hanya tentang bertahan hidup di pulau terpencil, tapi juga tentang bagaimana perempuan bisa bertahan dari ekspektasi sosial yang mengekang mereka. Terjebak dalam sistem patriarki, mereka tetap bisa membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi apapun yang mereka inginkan—bukan karena perempuan “lebih baik” dari laki-laki, tetapi karena perempuan juga manusia yang punya kelebihan, kelemahan, dan kemampuan untuk berkembang”. 

Penulis : Fatiya Aulia (Volunteer WEI Batch 9)

Editor: Desy Putri

Referensi

Wald, C. (2022). Shakespeare in The Wilds: Experimenting with The Tempest. Adaptation, 15(2), 264–284. https://doi.org/10.1093/adaptation/apab019

Tedman, A. (2022). Female agency, performance and intersections of space and time in The Wilds (2020-2022). In YASA2022, 31st October 2022 – 4th November 2022.

Christanto, Y. (2021, February 28). The Wilds: Sembilan wanita di satu pulau penuh rahasia. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/yonathan90/603a450d8ede485cca418e62/the-wilds-sembilan-wanita-di-satu-pulau-penuh-rahasia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *